Masjid Megah Berlapis Emas

Udara panas siang hari terasa menyengat, berharap awan mendung menghalangi sinar sang surya, gerimis pun datang mengasihi dan langkah pun melaju disiang hari yang teduh. Pada kesempatan kali ini kami akan mengajak anda sekalian untuk mengikuti peliputan kami dimasjid Dian Al-Mahri atau yang lebih dikenal dengan “ Masjid Kubah Emas” yang berada di Jl. Dian Al-Mahri No. 8 A, Maruyung-Cinere-Limo-Kota Depok. Reporter kami berangkat menuju masjid Dian Al-Mahri dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan reporter kami tidak bisa dibilang mudah apalagi tidak ada satu pun yang memiliki surat ijin mengemudi, namun akhirnya mereka berhasil sampai ditujuan dengan selamat tanpa kendala yang berarti. Terlihat digerbang utama orang-orang berlalu lalang dengab berbusana muslim, baik wanita maupun pria mematuhi peraturan untuk menutup auratnya. Kami mengikuti iringan tersebut setelah sebelumnya memarkirkan kendaraan terlebih dahulu. Dari kejauhan terlihat masjid yang anggun dan halamannya yang asri, dikanan kiri kami tertanam tanaman bougenville yang berwarna-warni dan rumput hijau yang tersebar didua sisi kami menambah asri pemandangan kami. Dari kejauhan juga terlihat enam minaret berbentuk segi enam berjumlah enam yang melambangkan rukun iman, minaret tersebut menjulang ke angkasa setinggi empat puluh meter. Keenam minaret dibalut granit abu-abu dari Itali dengan ornamen yang melingkar, pada puncaknya terlihat kubah berlapis mozaik emas 24 karat, dan terlihat juga lima kubah emas yang indah, kubah ini banyak digunakan di masjid-masjid Persia dan India, ternyata lima kubah ini juga melambangkan lima rukun islam. Seluruh kubah ini dibalut mozaik emas 24 karat yang materialnya didatangkan dari Itali. Setelah puas mengagumi keindahan masjid dari kejauhan, kami berjalan kembali mengikuti jalan beraspal yang terus menerus di lewati oleh bis-bis pariwisata yang berlalu lalang.

Akhirnya kami tiba disalah satu pintu masuk masjid dan ternyata pintu ini khusus dilewati oleh pria sedangkan wanita terpisah dibeberapa pintu lainnya. Di masjid ini terdapat empat buah pintu masuk khusus, yang dua khusus wanita dan dua khusus pria. Setelah mengamati sejanak kami terus berjalan melewati lahan parkir yang luas dan beberapa juru foto yang menjajakan jasanya. Kami melewati gedung serba guna sebagai tempat peristirahatan bagi para pengunjung, disamping gedung ini tersedia toilet khusus untuk kaum ibu karena dimasjid hana tersedia tempat wudhu bagi kaum ibu. Setelah itu disebelah kanan gedung serba guna terdapat rumah tinggal untuk para pengurus masjid, rumah tinggal ini berhalaman luas sekali dan ada beberapa petugas yang mengawasi di pintu gerbangnya. Setelah beberapa lama, jalan yang kami lalui sedikit menanjak dan ditepi jalan tersebut terlihat beberapa pedagang souvenir menjajakan cindera mata dan terdapat pula dapur umum. Kami berputar kembali dan berjalan mengelilingi masjid, kami tidak menyangka ternyata masjid ini luas sekali, kami melewati kembali rumah tinggal dan melihat ada vila yang berdiri kokoh dibelakang rumah tinggal, semula kami tidak menyangka ada vila di kawasan masjid dan ternyata masjid ini memiliki tiga vila, satu terletak dibelakang rumah tinggal, satu didepan danau, dan satunya lagi terletak dibelakang areal parkir. Ternyata selain penjual souvenir dikawasan masjid ini juga ada rukonya, loh!. Sekilas memang tidak terlihat ada ruko tetapi setelah melewati jalan kecil dibelakang gedung serba guna ruko ini terlihat.

Di ruko ini terdapat butik khusus busana muslim, counter HP, dan masih banyak lagi. Danaunya juga sangat asri terutama pohon-pohon besar yang rindang menambah damainya pemandangan tersebut. Akhirnya saya memberanikan diri masuk kedalam masjid sendirian, karena rekan saya seorang wanita dan harus melewati pintu yang berbeda. Di dalam saya melihat halaman dalam yang berukuran 45x57 meter, halaman ini mampu menampung 8000 jemaah. Salah satu sisinya berhubungan dengan ruang salat, sedang tiga sisi lainnya dibatasi selasar dengan deretan pilar-pilar berbalut batu granit dari Brasil. Pilar-pilar tersebut membentuk deretan arcade yang seolah menjadi pembatas dari halaman dalam ini. Di sekeliling ruang salat tersebar kaligrafi bergaya tsulutsy yang ditulis dengan batu marmer hitam yang diselipkan kedalam marmer putih sebagai dasarnya dengan menggunakan teknik waterjet. Penulisannya dikerjakan oleh seorang ahli pahat negeri ini yang pernah menuliskan mushab istiqlal pada tahun 1944. Pada dinding depan ruang salat tertulis surat Al-Mu’minuun ayat 1-11, kemudian surat Thaahaa ayat 14 ditempatkan diportal mihrab, sedang sepanjang dinding sisi utara dan selatan terpampang kalimat syahadat yang berulang-ulang memenuhi setiap segmen fasadnya. Di portal pintu masuk sisi utara dan selatan tertulis do’a I’tikaf dan dipintu utama tertulis do’a memasuki masjid. Sebagai representasi langit, pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu-waktu salat.

Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang deprogram dengan bantuan komputer. Pada dasar kubah terdapat cincin yang diberi aksen warna emas seolah menjadi batas cakrawala. Di atasnya terdapat 33 jendala yang masing - masing diisi dengan tiga nama Allah SWT dengan bentuk kaligrafi sehingga seluruhnya berjumlah 99. Pada puncak langit-langit kubah terdapat ornamen kaligrafi berupa shalawat yang terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas seolah sedang terbang kelangit. Selain itu, ditengah kubah tergantung lampu kristal yang serupa dengan yang tergantung dimasjid Sultan Oman, berat lampu kristal 2,7 ton dan rangka terbuat dari kuningan yang berlapis emas 24 karat. Bagian dalam dari masjid ini menghadirkan pilar-pilar yang kokoh menjulang guna menciptakan skala ruang yang agung. Mereka yang berada didalamnya akan merasa kecil, sehingga membangkitkan suasana tawadlu dalam keagungannya. Setelah puas memandang keindahan dan kemegahan ruang dalam masjid, saya sempat berbincang dengan anggota DKM masjid yang tidak saya ketahui namanya, beliau menjelaskan sejarah panjang pembuatan masjid ini. Masjid Dian Al-Mahri diresmikan pada tanggal 31 Desember 2006 bertepatan dengan pelaksanaan salat Idul Adha 1427 H oleh pendiri masjid Dian Al-Mahri, Ibu Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs. H Maimun Al Rasyid. Sesuai dengan bentuknya masyarakat menyebutnya dengan sebutan “ Masjid Kubah Emas “ , masjid ini memang menggunakan material emas dengan tiga teknik pemasangan, yang pertama serbuk emas ( prada ) yang terpasang di mahkota pilar/tiang capital. Yang kedua, gold plating terdapat pada lampu gantung, riling tangga mezanin, pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih dipucuk langit-langit kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab. Yang ketiga, gold mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara. Masjid seluas 8000 m² ini berdiri diatas lahan seluas 70 hektar. Masjid inimerupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu yang memfasilitasi kebutuhan setiap insan umat islam akan sarana ibadah, dakwah, pendidikan, dan social yang menyatu dalam ruang lingkup kawasan Islamic center Dian Al-Mahri. Pembangunan masjid dimulai pada bulan April 1999 yang ditandai dengan pemancangan tiang pancang pertama oleh pendiri Masjid Dian Al-Mahri sekaligus pendiri kawasan Islamic centre Dian Al-Mahri, Ibu Hj. Juriah Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs. H. Maimun Al Rasyid. Ruang mezanin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, dan ruangan fungsional lainnya mampu menampung 15.000 jamaah untuk pelaksanaan salat dan untuk pelaksanaan Majlis Taklim mampu menampung 20.000 jamaah. Setelah berbincang sejenak, saya undur diri karena hari telah beranjak sore dan awan telah kembali kelabu, tak lupa mengucapkan terima kasih, saya bergegas keluar masjid dan menumpai rekan saya yang ternyata telah sabar menunggu dipintu masjid khusus wanita. Setelah mengambil beberapa dokumentasi, kami bergegas kembali ke kendaraan kami dan membayar penitipan motor Rp. 2.000,00. Meskipun kami hanya sebentar tetapi kenangan akan masjid tersebut tetap melekat dihati kami.

Perpaduan tipologi arsitektur yang mengagumkan melambangkan ciri keislaman yang sangat kuat, dengan suasana lingkungan masjid akan semakin menghantarkan perasaan setiap orang untuk menggerakkan jiwanya dan membulatkan niatnya bagi peningkatan keimanan dan ketaqwaan, keindahannya mengingatkan kita kepada kebesaran sang pencipta, dan semua itu menjadi sesuatu yang berharga dan bisa dijadikan sebagai pengingat bila kita benar-benar memahami apa yang ada dirumah tuhan itu.

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

Posting Komentar